Terjemahan JFK, Indonesia,CIA & Freeport Sulphur oleh Lisa Pease

Sebelumnya mohon maaf atas beberapa ketidak jelasan translate yang saya benahi dari google translate, kurang lebihnya mohon dibenarkan dari tulisan yang saya dapat dari alamat ini (klik untuk melihat)


JFK, Indonesia,CIA & Freeport Sulphur

oleh Lisa Pease

Prolog Masa Lalu.

Tertulis di Arsip Nasional, Washington, DC

Di Bagian Pertama dari artikel ini (Probe, Maret-April, 1996) kita berbicara tentang tahun awal Freeport hingga pengambilalihan, serta tambang Kuba yang bisa berpotensi menghasilkan keuntungan melimpah di Moa Bay, serta mereka yang berjalan dengan Presiden Kennedy atas masalah penimbunan ini. Tapi konflik terbesar yang sebenarnya yakni tentang Freeport Sulphur yang sekarang memiliki cadangan emas tunggal terbesar di dunia dan cadangan tembaga terbesar ketiga didunia: Indonesia. Untuk memahami permasalahan ini (Maret 1996) di pabrik Freeport, kita perlu menelisik ke akar untuk mengetahui bagaimana Kennedy hidup melaksanakan usaha rencananya untuk Indonesia.

Cerita dibalik Indonesia

Indonesia telah ditemukan oleh Belanda pada akhir tahun 1500-an. Selama tahun 1600-an negara ini didominasi oleh Perusahaan Hindia Belanda, selama hampir 200 tahun (tambahan penulis 350 tahun). Pada 1798, otoritas atas Indonesia dipindahkan ke Belanda, yang mempertahankan kekuasaan atas negeri terbesar kelima di dunia ini sampai tahun 1941, di pindah saat Jepang menaklukan negeri ini selama Perang Dunia II. Pada tahun 1945 Jepang dikalahkan, sehingga Achmed Soekarno dan Mohammad Hatta naik menjadi Presiden dan Wakil Presiden yang baru setelah Indonesia merdeka. Tapi selang waktu satu bulan dari proklamasi kemerdekaan, unit tentara Inggris mulai mendarat di Jakarta untuk membantu memulihkan pemerintahan kolonial Belanda. Empat tahun pertempuran pun terjadi. Pada tahun 1949, Belanda secara resmi menyerahkan kedaulatan kembali ke Indonesia, kecuali satu wilayah yang ditunjuk mereka - yang yang sekarang dikenal sebagai Irian Jaya atau Papua Barat (tambahan saya “yang sekarang papua”.)

Penulis Gerard Colby dan Charlotte Dennett, dalam buku mereka Mu setelah Selesai nanti akan menjelaskan situasi apa yang kemudian disebut Dutch New Guinea:

   To Westerners, New Guinea was like a gifted child pulled in opposite directions by covetous guardians. The Dutch clung to the western half as the sole remnant of their once-vast East Indies empire. Their longtime British allies, acting through Australia, controlled the eastern half. Neighboring Indonesians, on the other hand, thought that all New Guinea was part of their national territory, even if it was still colonized by Europeans.


Dutch Nes Guinea atau Nugini Belanda, atau Irian Barat sebut orang Indonesia, dihuni oleh suku-suku asli yang tidak jauh berbeda dari budaya zaman batu (menurut Penulis, hehe genahe lee), seperti Danis dan suku Amungme. Ketika Indonesia berjuang untuk mengklaim kemerdekaan dari Belanda, Irian Barat menjadi simbol bagi kedua belah pihak yang tidak ingin melepaskan. Ini akan membuat Presiden Kennedy akhirnya mengontrol daerah ini untuk orang Indonesia yang baru merdeka, menghapus sisa-sisa terakhir dari kolonialisme Belanda.

Ketika Sukarno pertama berkuasa pada tahun 1945, orang asing menganggap bahwa pemerintahan Sukarno itu"fasis," karena ia memegang kendali tunggal atas begitu banyak pemerintahan. Patuh pada tekanan asing untuk tampil lebih demokratis, Soekarno menerapkan sistem pemerintahan parlementer dan membuka pemerintah yang bersifat multipartai.

Sukarno terkait apa yang diikuti penulis biografinya Cindy Adams:

In a nation previously denied political activities, the results were immediate. Over 40 dissimilar parties sprang up. So terrified were we of being labeled "a Japanese-sponsored Fascistic dictatorship" that single individuals forming splinter organizations were tolerated as "mouthpieces of democracy." Political parties grew like weeds with shallow roots and interests top-heavy with petty selfishness and vote-catching. Internal strife grew. We faced disaster, endless conflicts, hair-raising confusion. Indonesians previously pulling together now pulled apart. They were sectioned into religious and geographical boxes, just what I'd sweated all my life to get them out of.

Hampir setiap enam bulan, kabinet berganti, dan pemerintahan baru akan memulai seperti pengulangan siklus. Pada 17 Oktober 1952 hal baru datang. Ribuan tentara Indonesia menyerbu gerbang dengan mengatakan "Jatuhkan Parlemen." Soekarno menghadapi tentara secara langsung, dia tegas menolak untuk membubarkan parlemen yang dilakukan militer, dan tentara mundur, alhasil tentara terpecah. Ada yang " militer yang pro-17 Oktober 1952 " dan " militer anti-17 Oktober 1952." Pada tahun 1955, pemilihan diadakan dan aturan parlementer diakhiri dengan suara. Komunis, yang telah membuat orang menderita, mengkonversi dari pemerintahan kolonial ke kemerdekaan, memenangkan banyak kemenangan pada tahun 1955 dan 1956. Pada tahun 1955, Sukarno menyelenggarakan Konferensi Bandung di mana Komunis China terkenal Chou En Lai diundang sebagai tamu hormat. Selama pemilihan umum 1955, CIA telah memberikan satu juta dolar kepada partai Masyumi-partai oposisi untuk kedua partai yaitu partai Nasionalis Sukarno dan Partai Komunis di Indonesia (disebut PKI)-dalam upayanya untuk mendapatkan kontrol politik negara. Tapi partai Masyumi gagal untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat.

Pada tahun 1957, upaya pembunuhan dilakukan terhadap Sukarno. Meskipun pelaku yang sebenarnya tidak diketahui pada saat itu, baik Soekarno dan CIA menggunakan tindakan ini untuk tujuan propaganda. CIA menyalahkan PKI. Soekarno, bagaimanapun, menyalahkan Belanda, dan menggunakan ini sebagai alasan untuk merebut semua kepemilikan Belanda dahulu, termasuk pengiriman dan garis terbang. Sukarno berjanji untuk mengusir Belanda dari Irian Barat. Dia telah mencoba penyelesaian sengketa lama atas wilayah melalui PBB, tetapi suara yang diperlukan yaitu dua pertiga untuk menjatuhkan putusan, mayoritas memilih untuk membentuk sebuah komisi untuk memaksa Belanda duduk dengan Indonesia. Usaha pembunuhan inipun memberikan kesan kuat bahwa Belanda berniat ingin bunuh Soekarno.

Kemenangan kaum Komunis, pertikaian tentara, dan nasionalisasi kepemilikan Belanda Sebelumnya pada 1957, menyebabkan situasi keprihatinan yang mendalam bagi kepentingan bisnis Amerika, terutama karet dan minyak. CIA bersemangat mencari-cari kerusuhan untuk memicu pemberontakan dari dalam maupun dari luar untuk sumber daya yang kaya, pulau, dan pemerintah pusat di Jakarta, Jawa.

Rockefeller Menaruh Minatnya Untuk Indonesia

Dua perusahaan minyak terkemuka yang berbasis di Amerika yang melakukan bisnis di Indonesia saat ini adalah dari Rockefeller yang mengendalikan Standard family Oil: Stanvac (yang diselenggarakan bersama oleh Standard Oil of New Jersey dan Socony Mobil-Socony meleburkan diri menjadi Standard Oil of New York), dan Caltex, (diselenggarakan bersama oleh Standard Oil of California dan Texaco.) Dalam Bagian I dari artikel ini kita menunjukkan bagaimana besar harapan Sulphur pemilik Freeport bersama keluarga Rockefeller dan sekutu. Ingat bahwa Augustus C. Long adalah anggota dewan Freeport saat menjabat sebagai Ketua Texaco selama bertahun-tahun. Berkembang menjadi lebih dan lebih menarik sebagai cerita.

1958: CIA vs Sukarno

"Saya pikir ini saatnya menjatuhkan Kekuasaan Soekarno," kata Frank Wisner, Deputi Direktur Perencanaan untuk CIA diangkat tahun 1956. Pada 1958, setelah gagal membeli pemerintahan melalui proses pemilu (lihat partai masyumi yang sudah didanai CIA untuk memenangkan pemilu), CIA mengobarkan operasi penuh di Indonesia. Operasi Hike, atau seperti itu disebut, melibatkan puluhan ribu masyarakat Indonesia yang dipersenjatai dan dilatih sebagai "tentara bayaran" untuk memulai serangan dengan harapan menjatuhkan Soekarno.

Joseph Smith Burkholder adalah seorang mantan perwira CIA yang terlibat dengan operasi Indonesia selama periode ini. Dalam bukunya, Portrait of a Cold Warrior, ia menggambarkan bagaimana CIA membuat, bukan hanya untuk memberlakukan, tapi juga menentukan kebijakan di daerah ini:

sebelum tindakan langsung terhadap posisi Sukarno bisa diambil, kita harus memiliki persetujuan dari Special Group atau sekelompok kecil atas pejabat Dewan Keamanan Nasional yang menyetujui rencana aksi rahasia. Prematur menyebutkan gagasan seperti itu mungkin mendapatkannya lebih jauh ...

Jadi kita mulai memberi makan Departemen Luar Negeri dan Pertahanan departemen intelijen ...

Ketika mereka telah membaca laporan yang mengkhawatirkan, kami berencana mendukung rencana kolonel 'untuk mengurangi kekuasaan Sukarno. Ini adalah metode operasi yang menjadi dasar dari aksi politik tahun 1960-an dan 1970-an. Dengan kata lain adalah palsu bahwa CIA melakukan campur tangan dalam urusan negara-negara seperti Chili setelah diperintahkan untuk melakukannya ... Dalam banyak kasus, kami membuat program aksi atas diri kita sendiri setelah kami telah mengumpulkan cukup kecerdasan untuk membuat mereka tampak dibutuhkan oleh keadaan tersebut. Kegiatan kami di Indonesia pada 1957-1958 adalah salah satu contoh seperti itu.

Ketika Duta Besar Washington untuk Indonesia menulis perbedaan pendapat eksplisit tentang situasi penanganan CIA, Allen Dulles telah menunjuk saudaranya John Foster seorang Duta Besar untuk Indonesia, yang menerima lebih banyak kegiatan CIA.

Selain kegiatan paramiliter, CIA mencoba trik perang psikologis untuk mendiskreditkan Sukarno, seperti lewat desas-desus bahwa ia telah dirayu oleh seorang pramugari Soviet. Untuk itu, Sheffield Edwards, Kepala Kantor Keamanan CIA, meminta Kepala Departemen Kepolisian Los Angeles untuk membantu pembuatan proyek film porno untuk melawan Sukarno. Orang lain yang terlibat dalam upaya ini adalah Robert Maheu, dan Bing Crosby dan saudaranya.

Badan yang dibentuk untuk menjatuhkan Soekarno berusaha mempertahankan partisipasi kudeta yang rahasia, tapi "tentara bayaran" bertemu kesialan awal. Ditembak, dijatuhkan dan ditangkap selama menjalankan pemberontakan (menurut saya alasan pemberontakan pada masa konstitusi RIS), Allen Lawrence Pope membawa semua jenis ID pada orang untuk menunjukkan bahwa ia adalah seorang karyawan CIA. Pemerintah AS, sampai ke Presiden Eisenhower, mencoba menyangkal bahwa CIA terlibat, tetapi Paus mengolok-olok hal ini. Soekarno marshalled pasukan yang setia kepadanya tidak takut dan menghancurkan pemberontakan CIA didaerah Sebelum Teluk Babi, ini adalah operasi gagal terbesar CIA.

1959: Copper Mountain

Pada titik ini, Freeport Sulphur menjamah gambar Indonesia. Pada bulan Juli 1959, Charles Wight, kemudian Presiden Freeport dilaporkan mengobarkan plot anti-Castro dan terbang ke Kanada dan / atau Kuba dengan Clay Shaw (lihat Bagian I dari artikel ini) yang sibuk membela perusahaannya melawan House Committee dari tuduhan Pemerintah overcharging (pengolahan berebihan- dituduh over pengolahan=gragas, freeport rakus) untuk bijih nikel yang diolah di pabrik milik pemerintah di Nicaro, Kuba. Komite merekomendasikan agar Departemen Kehakiman melakukan penyelidikan. Freeport Moa Bay Mining Company baru saja dibuka, dan masa depan sudah tampak suram. Pada bulan Agustus 1959, Direktur dan insinyur teratas Freeport Forbes Wilson bertemu dengan Jan van Gruisen, manajer director dari Perusahaan di Kalimantan Timur. Gruisen baru saja menemukan sebuah laporan yang sudah berdebu yang dibuat pada tahun 1936 tentang sebuah gunung yang disebut "Ertsberg" ("Copper Mountain") di Nugini Belanda, oleh Jean Jacques Dozy. Tersembunyi selama bertahun-tahun di perpustakaan Belanda selama serangan Nazi, laporan tersebut baru saja muncul kembali. Dozy melaporkan sebuah gunung berat dengan bijih tembaga. Jika benar, ini bisa dilakukan upaya versifikasi Freeport baru ke dalam copper mountain. Wilson mengirim telegram ke markas Freeport di New York untuk meminta izin dan tambahan uang untuk melakukan upaya eksplorasi bersama dengan Perusahaan Kalimantan Timur. Kontrak tersebut ditandatangani 1 Februari 1960.

Dengan bantuan pemandu dari orang asli Papua, Wilson menghabiskan beberapa bulan dalam perjalanan ke Ertsberg. Wilson menulis sebuah buku tentang perjalanan ini, berjudul The Conquest of Copper Mountain. Ketika ia akhirnya tiba, ia senang dengan apa yang ia temukan:

Mineral yang luar biasa tinggi ... Ertsberg ternyata menyimpan 40% sampai 50% besi ... dan 3% tembaga ... Tiga persen cukup membuat kaya dari deposit tembaga ... Ertsberg juga mengandung sejumlah perak tertentu, namun “awalnya” emas lebih jarang ditemukan.

Dia mengirim telegram kembali melalui pesan dalam kode tertentu yang diatur sebelumnya untuk segera dikirimkan ke Presiden Freeport, Bob Hills di New York:

... thirteen acres rock above ground additional 14 acres each 100 meter depth sampling progressive color appears dark access egress formidable all hands well advise Sextant regards. </P><P>

"Tiga belas hektar" berarti 13 juta ton bijih di atas tanah. "Warna tampak gelap" berarti bahwa nilai kadar baik. "Sextant" adalah kode untuk East Borneo Company. Ekspedisi sudah berakhir pada bulan Juli 1960. Dewan Freeport tidak ingin pergi dengan usaha baru yang sia-sia. Tapi dewan memutuskan untuk menghadapi tahap berikutnya dari eksplorasi:

penyelidikan lebih rinci dari sampel bijih dan potensi komersial. Wilson menggambarkan hasil dari upaya ini nanti:

    [M] enambangan konsultan dikonfirmasi perkiraan kami dari 13 juta ton bijih di atas tanah dan 14 juta di bawah tanah untuk setiap 100 meter kedalaman. Konsultan lain memperkirakan bahwa biaya untuk memproses 5.000 ton bijih per hari akan menghabiskan sekitar $ 60 juta dan bahwa biaya produksi tembaga akan 16I ¿½ satu pon untuk sejumlah kecil emas dan perak yang terkait dengan tembaga. Pada saat itu, tembaga terjual di pasar dunia sekitar 35i ¿½ pon. Dari data tersebut, departemen keuangan Freeport menghitung bahwa perusahaan dapat memulihkan investasi dalam tiga tahun dan kemudian mulai mendapatkan keuntungan yang menarik.


Secara Teknis Operasi sulit terbukti, Situasi perang antara Belanda-Indonesia yang masih berlangsung di Irian Barat membuat keadaan semakin rumit. Pada pertengahan tahun 1961, insinyur Freeport merasa bahwa proyek tersebut harus dikejar. Tapi saat itu, John F. Kennedy telah mengambil alih kantor Presiden, dan apa yang ia kejar kini memiliki sisi yang jauh berbeda dari pemerintahan sebelumnya.

Kennedy dan Sukarno

    "Tidak heran Sukarno tidak menyukai sebagian besar dari kita. Dia harus duduk bersama orang-orang yang berusaha menggulingkannya." - Presiden Kennedy, 1961


Kennedy menawarkan bantuan, terutama yang ditawarkan ke Indonesia kebanyakan dalam bentuk dukungan militer. Setelah pertemuan yang positif tahun 1961 dengan Sukarno di Amerika Serikat, Kennedy memiliki ide lain dan menunjuk tim ekonom untuk mempelajari cara-cara tepat untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan cara yang konstruktif. Kennedy memahami bahwa Sukarno memilih bantuan dan senjata dari Soviet dan Cina karena dia membutuhkannya, namun hal ini dilakukannya bukan karena ia ingin jatuh di bawah kekuasaan komunis. Bantuan Amerika akan mencegah Sukarno dari ketergantungan pada pasokan Komunis. Bahkan Departemen Luar Negeri di Amerika Serikat mengakui bahwa Sukarno lebih nasionalis daripada komunis.

Namun masalah selama jangka pendek Kennedy adalah masalah Irian Barat. Belanda telah mengambil sikap yang lebih agresif, dan Sukarno menerapkan posisi militer. Amerika, sebagai sekutu keduanya adalah penengahnya. Kennedy meminta Ellsworth Bunker untuk mencoba menengahi kesepakatan antara pemerintah Belanda dan Indonesia.

Hal itu membuat semua orang tidak suka. Tapi itu membuat kemajuan. Pada akhirnya, AS menekan Belanda yang akhirnya membuat Papua kembali ke Indonesia. Bobby Kennedy terdaftar dalam upaya ini, mengunjungi keduanya antara Sukarno di Indonesia dan Belanda di Den Haag. Kata Roger Hilsman:

Soekarno datang untuk mengakui integritas Robert Kennedy yang loyalitas, Presiden, dikombinasikan dengan pemahaman yang benar tentang makna nasionalisme yang benar.

Jadi dengan tawaran awal yang telah dilakukan antara Soekarno dan Den Haag, Bunker menengahi masing-masing pihak untuk berbicara satu sama lain. Belanda, tidak mau mengakui sisa-sisa akhir kejayaan besar dari musuh mereka. Tapi Sukarno tahu itu adalah akhir dari Belanda. Dan semua tahu bahwa penduduk asli Papua belum mampu untuk membentuk pemerintahan yang berfungsi, setelah adanya dorongan dari keberadaan primitif ke dunia modern. PBB memilih untuk menyerahkan Irian Barat sepenuhnya kepada Indonesia, dengan ketentuan bahwa, pada tahun 1969, rakyat Irian Barat akan diberikan kesempatan untuk memilih apakah akan tetap dengan Indonesia atau memisahkan diri dari Indonesia. Kennedy menangkap momen itu, mengeluarkan Aksi Keamanan Nasional Memorandum (NSAM) 179, tanggal 16 Agustus 1962:

Untuk memanfaatkan kesempatan ini, semua instansi terkait silakan tinjau program mereka untuk Indonesia dan menilai apa tindakan lebih lanjut akan berguna. Saya memikirkan kemungkinan tindakan sipil diperbesar, bantuan militer, dan stabilisasi ekonomi dan program pengembangan serta inisiatif diplomatik.

Roger Hilsman menguraikan apa yang dimaksud dengan Kennedy civic action: yakni pembangunan  "kanal rehabilitasi, pengeringan rawa untuk membuat sawah baru, membangun jembatan dan jalan, dan sebagainya."

Freeport dan Irian Barat

Bantuan Kennedy dalam menengahi kedaulatan Indonesia atas Irian Barat merupakan pukulan bagi dewan Freeport Sulphur. Freeport sudah memiliki hubungan positif dengan Belanda, yang telah resmi memiliki misi untuk mengeksplorasi tambang di sana. Selama periode negosiasi, Freeport mendekati PBB, tetapi PBB mengatakan Freeport harus mendiskusikan rencana mereka dengan pejabat Indonesia. Ketika Freeport pergi ke kedutaan Indonesia di Washington, mereka tidak mendapat tanggapan.

Keluh Forbes Wilson:

    Tidak lama setelah Indonesia memperoleh kendali atas Irian Barat pada tahun 1963, Presiden Soekarno yang telah mengkonsolidasikan kekuasaan eksekutif nya kemudian membuat serangkaian langkah yang akan membuat putus asa investor Barat yang notabennya calon paling bersemangat. Dia mengambil alih hampir semua investasi asing di Indonesia. Ia memerintahkan lembaga Amerika, termasuk Badan Pembangunan Internasional, untuk meninggalkan negara itu. Dia melekatkan Indonesia semakin dekat dengan Komunis China dan Partai Komunis Indonesia yang dikenal sebagai PKI.


Tahun 1962 telah menjadi tahun yang sulit bagi Freeport. Mereka berada di bawah serangan pada masalah penimbunan. Freeport masih belum pulih dari fasilitas menguntungkannya yang disita di Kuba (kuba saja berani menyita si rakus, kenapa indonesia tidak? Heran apa yang dipikirkan oleh pemerintah sebenarnya? Kenpa pemerintahan kita seolah-olah begitu bodoh tak ubahnya keledai L yang patuh begitu saja pada ketidak adilan seperti budak ). Dan sekarang mereka duduk, menatap kekayaan potensial di Indonesia. Tetapi ketika Kennedy memberikan dukungannya secara diam-diam ke Sukarno, harapan mereka tampak suram.
Reversal of Fortunes

Kennedy meningkatkan paket bantuan untuk Indonesia, menawarkan $ 11 juta. Selain itu, ia merencanakan kunjungan pribadi di sana pada awal 1964. Sementara Kennedy berusaha mendukung Sukarno, kekuatan lain melawan upaya mereka. Penolakan publik di Senat tentang dukungan untuk terus membantu Indonesia saat Partai Komunis di sana tetap kuat, namun Kennedy bertahan. Dia menyetujui paket bantuan khusus ini pada 19 November 1963. Naasnya, Tiga hari kemudian, Sukarno kehilangan sekutu terbaiknya dari barat. Tak lama, ia akan kehilangan paket bantuan juga.

Sukarno banyak terguncang oleh berita kematian Kennedy. Bobby yang disiapkan sebagai Presiden pengganti sudah direncanakan untuk mengambil alih posisi Kennedy pada Januari, 1964. Cindy Adam bertanya kepada Sukarno apa yang akan dilakukan Bobby:

Sukarno's face lit up. "Bob is very warm. He is like his brother. I loved his brother. He understood me. I designed and built a special guest house on the palace grounds for John F. Kennedy, who promised me he'd come here and be the first American President ever to pay a state visit to this country." He fell silent. "Now he'll never come."

Sukarno was perspiring freely. He repeatedly mopped his brow and chest. "Tell me, why did they kill Kennedy?"

Ironisnya, Sukarno mengetahui bahwa pada hari saat Kennedy dibunuh, Kepala Bodyguardnya berada di Washington untuk mempelajari bagaimana melindungi presiden. Soekarno jadi pesimis menatap masa depan:

I know Johnson ... I met him when I was with President Kennedy in Washington. But I wonder if he is as warm as John. I wonder if he will like Sukarno as John Kennedy, my friend, did.

LBJ dan Indonesia

Seperti yang orang lain katakan, kebijakan luar negeri berubah dengan cepat setelah kematian Kennedy. Donald Gibson mengatakan dalam bukunya Battling Wall Street, "Dalam kebijakan luar negeri perubahan datang dengan cepat, dan dramatis." Gibson menguraikan lima perubahan jangka pendek dan beberapa perubahan jangka panjang yang mulai berlaku setelah kematian Kennedy. Salah satu perubahan jangka pendek adalah dicabutnya paket bantuan ke Indonesia yang sudah Kennedy setujui. Hilsman memberikan keterangan ini pula:

One of the first pieces of paper to come across President Johnson's desk was the presidential determination ... by which the President had to certify that continuing even economic aid [to Indonesia] was essential to the national interest. Since everyone down the line had known that President Kennedy would have signed the determination routinely, we were all surprised when President Johnson refused.

bagian pertama dari kertas di meja Presiden Johnson yang menentukan adalah presiden ... dimana Presiden harus menyatakan untuk tidak melanjutkan bantuan ekonomi [ke Indonesia] karena bantuan tersebut penting untuk kepentingan nasional. kami semua terkejut ketika Presiden Johnson mencabut bantuan tersebut.

Seseorang di Freeport begitu senang dengan perilaku Johnson yang justru menjadi dukungan dari upaya Augustus C. "Gus" Long..

Long menjadi Pemilik Texas Company (Texaco) selama bertahun-tahun. Pada tahun 1964, ia dan kelompok lain yang konservatif, sebagian besar mogul bisnis Partai Republik, bergabung bersama untuk mendukung Johnson atas Goldwater. Kelompok yang menyebut diri mereka Komite Independen Nasional untuk Johnson ini, termasuk orang-orang seperti Thomas Lamont, Edgar Kaiser dari Kaiser Aluminium, Robert Lehman Lehman Brothers, Thomas Cabot dari Cabot Corporation Boston, dan banyak tokoh-tokoh lain dari dunia bisnis.

Long memiliki dua cabang bisnis tambang di Indonesia, yang satu akan dikelola oleh Freeport dan satunya lagi oleh Texaco. Pada tahun 1961, Caltex secara bersama dimiliki oleh Standard Oil of California (Socal) dan Texas Company (Texaco) yang merupakan salah satu dari tiga perusahaan minyak terbesar di Indonesia yang pada saat itu terpaksa beroperasi di bawah kontrak baru dibawah pemerintahan Sukarno. Menurut ketentuan baru, 60% dari seluruh keuntungan harus diberikan kepada pemerintah Indonesia. Jadi dia punya alasan untuk emosi atas dukungan Kennedy kepada Sukarno, yang mengancam kepentingan kedua perusahaannya yang mana ia telah tanamkan saham yang besar.

Dalam Bagian I, kami mengatakan bahwa Long telah menjadi "sukarelawan yang luar biasa" untuk Presbyterian Hospital di New York, sebagaimana yang dikatakan oleh mantan karyawan perusahaan PR mereka di Perusahaan Mullen, yang menjadi "sarang aktivitas CIA." kita menambahkan bahwa saat itu Long terpilih menjadi Presiden Presbyterian Hospital dua tahun berjalan yakni pada tahun 1961 dan 1962. Pada tahun 1964, Long mundur sebagai Ketua Texaco, namun dia akan kembali sebagai Ketua pada tahun 1970. Apa yang dia lakukan untuk sementara?

Pada bulan Maret 1965, Long terpilih sebagai director of Chemical Bank controlled company atau perusahaan Rockfeller yang lain.

Pada bulan Agustus 1965, Long diangkat menjadi Intelijen Luar Negeri Dewan Penasehat Presiden, yang mana bagian tersebut bekerja untuk menyetujui dan memberikan saran tentang kegiatan rahasia.

Pada bulan Oktober 1965, kegiatan rahasia bertujuan untuk menyegel Sukarno.

1965: Tahun-Tahun Kehidupan Soekarno Dalam Bahaya

Setelah kematian Kennedy, Sukarno semakin agresif terhadap Barat. Inggris sibuk membentuk negara baru dari mantan jajahannya Malaya dan Singapura, yang disebut "Malaysia." Karena daerah itu termasuk wilayah CIA (Cecungok Itu A**) meluncurkan beberapa kegiatan seperti diTahun 1958, Sukarno merasa jengkel. Pada tanggal 1 Januari 1965, Sukarno mengancam akan menarik Indonesia keluar dari PBB jika Malaysia ini mengakui (Artikel Selengkapnya dapat anda lihat di Wikipedia Konfrontasi Indonesia Malaysia). Bila hal tersebut dilakukan, maka akan membuat Indonesia sebagai negara pertama yang keluar dari PBB dari tekanan AS kepada Sukarno untuk mendukung Malaysia. Sukarno dengan lantang mengatakan "Persetan dengan bantuan Anda." Dia membangun pasukannya di sepanjang perbatasan Malaysia. Malaysia, takut invasi, mengajukan banding ke PBB untuk mendapatkan dukungan.

Pada bulan Februari, Sukarno melihat tulisan di dinding:

    JAKARTA, Indonesia, 23 Februari (UPI)-Presiden Sukarno mengumumkan hari ini bahwa Indonesia membatasi kebebasan pers. Ia memerintahkan pelarangan surat kabar anti-Komunis. ...


    "Saya memiliki informasi rahasia yang mengungkapkan bahwa CIA menggunakanku untuk membunuh Sukarnoisme dan Sukarno," katanya. "Itulah mengapa saya melarangnya." (New York Times, 2/24/65)


Negara ini sedang kacau. Demonstrasi anti-Amerika sering terjadi. Indonesia mengeluarkan Dana dari Moneter Internasional dan Bank Dunia. Pers melaporkan bahwa Sukarno bergerak lebih dekat ke Cina dan Soviet. Sukarno mengancam akan menasionalisasi properti AS yang tersisa, karena telah diambil alih, misalnya, salah satu operasi Amerika terbesar di Indonesia, Goodyear Tire dan Rubber Company. Dan kemudian, dalam sebuah langkah yang tak terduga, Singapura memisahkan diri dari Malaysia, karena melemahnya negara yang baru terbentuk “Malaysia”.

Dengan terancamnya kepentingan keuangan Amerika, tidak ada bantuan melalui IMF, Bank Dunia, dan Freeport.

1 Oktober 1965: Kudeta atau Kontra Polisi?

Indonesia Mengatakan bahwa plot untuk menjatuhkan Sukarno digagalkan oleh kepala tentara

KUALA LUMPUR, Malaysia. 1 Okt-Upaya untuk menggulingkan Presiden Sukarno digagalkan dmmalam hari oleh unit tentara yang setia kepada Jenderal Abdul Haris Nasution, diumumkan radio Indonesia. ...

    Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan, pada hari Jumat situasi di Indonesia "sangat membingungkan." Robert J. McCloskey pada konferensi pers Departemen Luar Negeri mengatakan mendapatkan laporan dari Kedutaan Besar Amerika di Jakarta, tapi " tidaklah mungkin itu bagian dari usaha evaluasi."


    Akhir kemarin, sebuah kelompok misterius yang menamakan dirinya Gerakan 30 September merebut kekuasaan Jakarta.


    Kolonel Untung, yang telah mengumumkan melalui radio Indonesia bahwa ia adalah pemimpin gerakan itu, mengatakan kelompok itu merebut kekuasaan Pemerintah untuk mencegah "kontra" kudeta oleh Dewan Jenderal. (New York Times, 10/2-3/65, International Edition)


(silahkan search google kisah G-30-S PKI bagi yang masih pengen mengingat)

Freeport Setelah Sukarno

Menurut Forbes Wilson, Freeport menyerah namun tetap menaruh harapan untuk mengembangkan bisnis pertambangan di Irian Barat. Sementara beberapa pers diseluruh dunia masih berusaha untuk mengungkapkan informasi yang berbelit-belit untuk mengetahui siapa mengendalikan kekuasaan, namun tampaknya Freeport memiliki jalur dari dalam. Dalam esai yang disebutkan sebelumnya, Scott (delegasi AS untuk PBB) menyatakan bahwa Freeport Sulphur telah mencapai awal "kesepakatan" dengan para pejabat Indonesia untuk memulai pertambangannya di Ertsberg pada bulan April 1965, sebelum ada ketetapan pasti, sah2 saja bila menaruh harapan yang ada didepan mata .

Secara resmi, Freeport tidak punya rencana hingga terjadinya peristiwa Oktober 1965. Tetapi faktanya tampaknya aneh bagi Wilson. Pada awal November, satu bulan setelah peristiwa di bulan Oktober, Pimpinan lama dari Freeport, Langbourne Williams, memanggil Direktur Wilson di rumah, menanyakan apakah sekarang siap menjalankan bisnisnya di Irian Barat. Wilson sontak terkejut:

    Aku begitu terkejut aku tidak tahu harus berkata apa.


Bagaimana Williams tahu, bahwa rezim baru sudah berkuasa? Soekarno masih Presiden, dan akan tetap dalam masa tugasnya yang secara resmi berakhir pada 1967. Padahal seharusnya Hanya orang dalam yang tahu bahwa kekuasaan Sukarno melemah. Wilson mengatakan bahwa Williams mendapat beberapa informasi pribadi dari "dua eksekutif Texaco." Perusahaan Long berhasil mempertahankan hubungan dekat dengan pejabat tinggi rezim Sukarno, Julius Tahija. Tahija yang menengahi pertemuan antara Freeport dan Ibnu Sutowo, Menteri Pertambangan dan Perminyakan. Diungkapkan oleh Majalah Fortune (Juli 1973):

    Sebagai presiden-direktur Pertamina [perusahaan minyak milik negara Pemerintah], Letnan Jenderal Ibnu Sutowo menerima gaji hanya $ 250 per bulan, tetapi kehidupannya pada skala pangeran. Dia berada di sekitar Jakarta Rolls-Royce Silver Cloud. Dia telah membangun sebuah keluarga harmonis dan beberapa rumah mewah, dan saat pernikahan putrinya tamu di pesta pernikahan dapat dilaksanakan secara besar-besaran.


    ... kegiatan publik dan swasta Sutowo tak nampak di Barat. The Ramayana Restaurant di New York [di Rockefeller Center-catatan penulis], misalnya, bankrolled dari berbagai perusahaan minyak eksekuti di AS, memasang $ 500.000 untuk masuk ke bisnis yang terkenal. Sepertinya para pendukungnya termotivasi oleh keinginan untuk menjaga hubungan ramah dengan umum.


Tapi di luar ini prestasi Sutowo meragukan, sisi lain yang terungkap:

    Perusahaan minyak Sutowo masihtergolong kecil, namun sudah memainkan bagian penting dalam mendanai operasi-operasi penting [selama Oktober 1965 acara.]


Mengingat bahwa CIA terlibat dalam operasi ini, mungkin Sutowo akan bertindak sebagai saluran dana bagi mereka.

Setelah jatuhnya Sukarno dari kekuasaan, Sutowo membangun sebuah perjanjian baru dengan perusahaan minyak dan mengizinkan mereka untuk memberikan keuntungan mereka dalam presentase yang besar. Dalam sebuah artikel berjudul "Oil and Nationalism Mix Beautifully in Indonesia" (Juli, 1973), kesepakatan pasca-Sukarno sangat menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan minyak.

Pada tahun 1967, ketika undang Penanaman Modal Asing di Indonesia disahkan, kontrak Freeport adalah yang pertama kali ditandatangani. Adanya Kennedy dan Soekarno membuat mereka kesulitan, dan namun pasca mereka turun, kini Freeport mulai beroperasi.

Pada tahun 1969, Ketetapan PBB tentang pilihan yang dapat diambil oleh Papua oleh Perjanjian yang dilakukan Kennedy telah jatuh tempo. Di bawah intimidasi berat dan kehadiran visceral militer, Papua tetap memilih menjadi bagian dari Indonesia. Kini Keberadaan freeport semakin nampak.

The Bechtel Connection

Bechtel Gus Long sering menjadi partner makan malam Direktur CIA John McCone di Los Angeles pada tahun tiga puluhan. McCone dan Bechtel, Sr, membuat tergabung bersama dalam Perang Dunia II. Tulis penulis Laton McCartney di Teman di Tempat Tinggi: The Bechtel Story,

[I]n 1964 and 1965, CIA director John McCone and U.S. ambassador to Indonesia Howard Jones briefed Steve Bechtel Sr. on the rapidly deteriorating situation in Indonesia. Bechtel, Socal, Texaco ... had extensive dealings in that part of the world and were concerned because Indonesia's President Sukarno was nationalizing U.S. business interests there. ... In October 1965, in what a number of CIA alumni have since charged was an Agency-backed coup, Sukarno was ousted and replaced by President Suharto, who proved far more receptive to U.S. business interests than his predecessor.

Bechtel tidak asing dengan CIA. Bechtel Sr pernah menjadi anggota CIA yang berada di Asia Foundation sebagai Allen Dulles. Mantan Direktur CIA Richard Helms bergabung dengan Bechtel, sebagai "konsultan internasional" pada tahun 1978. Kata seorang mantan eksekutif, Bechtel:

loaded with the CIA ... The agency didn't have to ask them to place its agents ... Bechtel was delighted to take them on and give them whatever assistance they needed.

"Teman tertua dan paling dekat di industri minyak," Bechtel Sr Gus Long, punya masalah. Proyek Freeport jauh lebih sulit daripada yang mereka ramalkan, dan mereka membutuhkan bantuan dari luar. Untuk menuju pegunungan ke "gunung tembaga" sepertinya akan menjadi sulit. Freeport mempekerjakan Bechtel untuk membantu mereka membangun infrastruktur yang tepat untuk mengubah impian mereka menjadi kenyataan.

Bechtel datang dengan bantuan ekstra. Freeport membutuhkan dana tambahan untuk proyek mahal di Indonesia ini. Bechtel Sr lantas ditunjuk sebagai komite penasihat Ekspor-Impor (Exim) Bank dengan Presiden Henry Kearns. Freeport tidak senang dengan kurangnya kemajuan dan biaya operasi dari Bechtel. Forbes Wilson mengancam akan melepaskan mereka dari proyek tersebut. Bechtel Sr kemudian mengatakan bahwa ia akan membuat prioritas utama dalam proyek ini. Dia juga menjamin Freeport akan mendapatkan pinjaman dana segar $ 20 juta dari bank Exim. Namun insinyur bank Exim tidak akan menyetujui apabila proyek Freeport tidak komersial, Bechtel Sr menunjuk Kearns untuk mendapatkan dana segar dari insinyur bank. Tiga tahun kemudian, Kearns mengundurkan diri dari bank saat terungkap bahwa bank telah memberikan pinjaman Cuma-cuma kepada beberapa proyek yang mana Kearns secara pribadi investasikan. Meskipun Senator Proxmire menyebutnya "konflik kepentingan terburuk" yang pernah dilihatnya dalam tujuh belas tahun terakhir di Senat, Departemen Kehakiman menolak untuk mengadili. Kata Proxmire:

It will appear to millions of American citizens that there is a double standard in the law, one for the ordinary citizen and quite another for those who hold high positions in government and make thousands of dollars in personal profit as a result of official actions.

Bechtel membantah tuduhan mantan karyawannya untuk mendanai kegiatan bisnis lebih dari $ 3 juta di seluruh Indonesia di awal 70-an.

Masalah Sesudahnya

Tragedi pembunuhan Kennedy menyisakan duka. Tanpa dukungannya, langkah kecil Indonesia menuju kemandirian ekonomi sekarang hancur. Sukarno, hampir tidak suci lagi dan banyak masalah. Soeharto, dalam keadaan mengerikan, mengizinkan asing untuk memperkosa dan menjarah Indonesia demi keuntungan pribadi, dengan harga nyawa dan berharga, sumber daya tak tergantikan dari Indonesia. (pie kabare? Jek penak jamanku to) Cindy Adams menulis buku tentang pengalamannya dengan Sukarno, yang disebut My Friend diktator. Jika Soekarno diktator, apa istilah ada untuk Soeharto? (silahkan jawab menurut opini masing2)

Freeport tambang Grasberg di Indonesia adalah salah satu tambang tembaga terbesar dan cadangan emas terbesar di dunia. Namun perusahaan yang berbasis di Amerika memiliki 82% hasil, sedangkan pemerintah Indonesia dan kepedulian swasta di Indonesia mendapatkan sisa persen. (kalo ga salah sekarang hanya 1%)

Seberapa besar pengaruh Freeport di Indonesia? Dapatkah menjadikan alasan Pemerintah benar-benar memberikan yang terbaik untuk Indonesia?

Kissinger dan Timor Timur

Pada tahun 1975, tambang Freeport dalam produksi yang sangat menguntungkan. Direktur dan pelobi Freeport Masa Depan Henry Kissinger dan Presiden serta mantan anggota Komisi Warren Gerald Ford terbang menuju Jakarta, memberikan Pemerintah Indonesia di bawah Suharto sebagai mana yang dikatakan oleh Departemen Luar Negeri sebuah "the big wink." Soeharto menggunakan militer Indonesia untuk mengambil alih wilayah Portugis Timor Timur, diikuti oleh pembantaian massal yang seperti halnya pertumpahan darah pada tahun 1965.

Kata seorang mantan perwira operasi CIA yang ditempatkan di sana, C. Philip Liechty:

Soeharto diberi lampu hijau [oleh AS] untuk melakukan apa yang dia inginkan. Ada diskusi di kedutaan dan Departemen Luar Negeri tentang masalah yang akan dibuat untuk kami jika publik dan Kongres menyadari tingkat beserta jenis bantuan militer yang akan diberikan ke Indonesia pada waktu itu. ... Tanpa dukungan logistik dari AS militer Indonesia tidak mungkin mampu menarik menang

Pada tahun 1980, Freeport bergabung dengan McMoRan eksplorasi minyak dan pengembangan perusahaan yang dipimpin oleh James "Jim Bob" Moffett. Keduanya menjadi satu, (the "Mo" in McMoRan) akhirnya menjadi Presiden Freeport.

Teman Berada di Tingkat Tertinggi

Pada tahun 1995, Freeport McMoRan berhasil mengembangkan Freeport McMoRan Copper & Gold Inc sebuah anak perusahaan. The Overseas Private Investment Corporation (OPIC) menulis bahwa Freeport McMoRan Copper and Gold berencana untuk membatalkan proyek asuransi investasi mereka berdasarkan catatan lingkungan yang buruk di Irian, yang menyatakan Freeport telah ""posed an unreasonable or major environmental, health, or safety hazard in Irian Jaya."

Freeport tidak diam atas pembatalan ini. Kissinger melakukan upaya lobi dengan memberikan ($ 400.000 per tahun), bertemu dengan para pejabat di Departemen Luar Negeri dan bekerja di celah Capitol Hill. Sumber yang dekat dengan masalah ini, menurut Robert Bryce dalam edisi terbaru dari Texas Observer, mengatakan Freeport mempekerjakan mantan direktur CIA James Woolsey dalam memerangi OPIC.

Freeport, sekarang berkantor pusat di New Orleans. Pada tahun 1993, kepala lobi kongres pro-Soeharto yakni Senator dari Louisiana, Bennett Johnson. Perwakilan Robert Livingston, dari Louisiana, menginvestasikan Freeport Copper and Gold, sementara DPR berdebat dan memberikan suara pada HR 322-Mineral Eksplorasi dan Pengembangan. kali ini Senator John Breaux, memilih untuk memblokir pengangkatan sampai Shafer memberikan penjelasan tentang pembatalan asuransi OPIC Freeport. Jim Bob Moffett, kepala Freeport McMoRan, terdaftar di Mother Jones 'online "MoJo Wire Coin-Op Congress" menyurvei 400 orang yang memberikan uang paling banyak dalam kampanye.

Tindakan luar negeri Freeport tidak layak. Di Louisiana sendiri, Freeport dan tiga perusahaan lain (dua di antaranya Freeport kemudian diakuisisi) memohon pengecualian khusus untuk UU oversight of wetlands areas untuk bebas dari hukum 25000000000 £ atas limbah beracun yang mengalir di sungai Mississippi. Warga protes, dan petisi Freeport ditolak. Freeport kemudian melobi untuk melemahkan pembatasan UU Air Bersih.

Warga Austin, Texas, telah berjuang untuk memblokir rencana Freeport untuk pengembangan real estat yang akan mengotori Barton Springs, sebuah taman air populer di sana.

Menurut sebuah artikel di The Nation (Juli 31/August 7, 1995), Freeport adalah bagian dari Koalisi Wetlands Nasional, sebuah kelompok yang banyak menulis tentang rancangan tagihan untuk menghilangkan pengawasan EPA daerah lahan basah, membebaskan mereka untuk eksploitasi. Koalisi yang sama juga telah melobi untuk melemahkan Endangered Species Act. The Nation mengungkapkan bahwa komite aksi politik Freeport sejak tahun 1983 telah membayar anggota kongres lebih dari $ 730.000.

Skandal di UT

Catatan Freeport menyebabkan kegemparan di University of Texas di Austin. The university's geology department, yang telah melakukan penelitian di bawah kontrak untuk Freeport, diberikan $ 2.000.000 dolar oleh Jim Bob Moffett untuk bangunan baru. Cunningham, ingin menamai gedung itu after his friend and co-worker Moffett(Cunningham is also a Freeport Director). Orang Kampus Banyak yang protes karena hal ini. Profesor Antropologi Stephen Feld mundur dari jabatannya karena masalah ini, mengatakan UT adalah "bukan lagi tempat yang dapat diterima secara moral." Protes tentang konflik Cunningham melayani kepentingan-UT dan Freeport-menyebabkan pengunduran diri Cunningham Desember. Dia mengundurkan diri sehari setelah Freeport mengancam akan menuntut tiga profesor di Universitas yang telah keras melakukan protes.

Poised on the Brink

Teror nyata terus muncul di pabrik Freeport di Indonesia.

Pada Maret 1996, kerusuhan pecah di pabrik Freeport di Irian Jaya. Ribuan orang demo di jalan-jalan sekitar pabrik Freeport, di mana anggota militer telah ditahan dan disiksa di Pertambangan Freeport oleh orang-orang yang protes di wilayah itu. Protes dalam wujud keinginan mereka untuk kemerdekaan Papua, Amungme, dan banyak penduduk asli Irian Jaya yang tidak mengakui sebgai bagian dari Belanda, dan Indonesia.

Sumber-sumber Indonesia melaporkan bahwa militer telah mengambil alih berbagai stasiun Keamanan Freeport di sekitar tambang. "Latihan Militer" mengintimidasi orang-orang yang rusuh di Freeport, menyebabkan mereka kehilangan dua hari kerja dan jutaan dolar. Meskipun tidak ada jam malam, orang melaporkan takut keluar pada malam hari.

Suku-suku asli Amungme, orang Papua, dan lain-lain masih berharap untuk mempertahankan kemerdekaan dari apa yang mereka lihat sebagai bentuk baru kolonialisme: tunduk kepada kepentingan Freeport. Menurut sebuah artikel New York Times (4/4/96), Freeport merupakan investor terbesar di Indonesia.

Dengan dukungan Kennedy, Indonesia memiliki kesempatan untuk kemandirian ekonomi yang nyata. Masyarakat Irian dijanjikan dapat menjalankan pemerintahan sendiri. Tapi ketika Kennedy terbunuh, kediktatoran militer kepentingan bisnis seperti Freeport telah diberi prioritas lebih tinggi daripada tuntutan penduduk asli yang masih sedang dijarah.

Kadang-kadang, apa yang tidak kita mengerti tentang berita hari ini adalah apa yang kita tidak tahu tentang pembunuhan Kennedy.

1 comment:

  1. AKHIR TAHUN PINJAMAN DI RATE SANGAT RENDAH.
    Halo, aku Mrs. Sandra Ovia, pemberi pinjaman uang pribadi, yang Anda dalam utang? Anda membutuhkan dorongan keuangan? pinjaman untuk mendirikan sebuah bisnis baru, untuk bertemu dengan tagihan Anda, memperluas bisnis Anda di tahun ini dan juga untuk renovasi rumah Anda. Aku memberikan pinjaman untuk lokal, internasional dan juga perusahaan pada tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%. Anda dapat menghubungi kami melalui Email: (sandraovialoanfirm@gmail.com)
    Anda dipersilakan untuk perusahaan pinjaman kami dan kami akan memberikan yang terbaik dari layanan kami.

    ReplyDelete